DREADLOCKS EXTENSION
Untuk ukuran dan diameter rambut gimbal ini sesuai pemesanan konsumen. Unik Gimbal Art lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas. Rambut yang dibuat mengutamakan kenyaman di pakai untuk sehari-hari.
-Harga normal Rp 14.000 (panjang 30cm, diameter sebesar sebatang rokok).
-Harga sesuai pemesanan di luar harga normal.
-Harga lebih murah bila pesan >200 batang.
Unik Gimbal Art juga melayani pengiriman via JNE ke seluruh wilayah indonesia
Dijamin Puas dengan hasil nya, sudah di buktikan !
Untuk pemesanan bisa langsung hubungi CP di bawah ini :
Pin : D5210D00
Whatsapp : 0856347466
Line : Unik_gimbal ArtMerch / line.me/R/ti/p/tP5jgCR__b
Instagram : @Unikgimbal_artmerch
Alamat : Desa Tembarak jalan imam bojol gang 2 No.22 Kertosono, Nganjuk Jawa Timur
Selamat menjalani hari-hari dengan rambut gimbal ! Salam Rasta
SEJARAH RAMBUT GIMBAL/DREADLOCK SERTA PERAWATAN RAMBUT GIMBAL
Rambut
gimbal atau lazim disebut “dreadlocks” menjadi titik perhatian dalam fenomena
reggae. Saat ini dreadlock selalu diidentikkan dengan musik reggae, sehingga
secara kaprah orang menganggap bahwa para pemusik reggae yang melahirkan gaya
rambut bersilang-belit (locks) itu. Padahal jauh sebelum menjadi gaya, rambut
gimbal telah menyusuri sejarah panjang. Konon, rambut gimbal sudah dikenal
sejak tahun 2500 SM. Sosok Tutankhamen, seorang fir’aun dari masa Mesir Kuno,
digambarkan memelihara rambut gimbal. Demikian juga Dewa Shiwa dalam agama
Hindu. Secara kultural, sejak beratus tahun yang lalu banyak suku asli di Afrika,
Australia dan New Guinea yang dikenal dengan rambut gimbalnya. Di daerah Dieng,
Wonosobo hingga kini masih tersisa adat memelihara rambut gimbal para balita
sebagai ungkapan spiritualitas tradisional. Membiarkan rambut tumbuh memanjang
tanpa perawatan, sehingga akhirnya saling membelit membentuk gimbal, memang
telah menjadi bagian praktek gerakan-gerakan spiritualitas di kebudayaan Barat
maupun Timur. Kaum Nazarit di Barat, dan para penganut Yogi, Gyani dan Tapasvi
dari segala sekte di India, memiliki rambut gimbal yang dimaksudkan sebagai
pengingkaran pada penampilan fisik yang fana, menjadi bagian dari jalan
spiritual yang mereka tempuh. Selain itu ada kepercayaan bahwa rambut gimbal
membantu meningkatkan daya tahan tubuh, kekuatan mental-spiritual dan supernatural.
Keyakinan tersebut dilatari kepercayaan bahwa energi mental dan spiritual
manusia keluar melalui ubun-ubun dan rambut, sehingga ketika rambut terkunci
belitan maka energi itu akan tertahan dalam tubuh.
Seiring dimulainya masa industrial pada abad ke-19, rambut
gimbal mulai sulit diketemukan di daerah Barat. Sampai ketika pada tahun 1914
Marcus Garvey memperkenalkan gerakan religi dan penyadaran identitas kulit
hitam lewat UNIA, aspek spiritualitas rambut gimbal dalam agama Hindu dan kaum
tribal Afrika diadopsi oleh pengikut gerakan ini. Mereka menyebut diri sebagai
kaum “Dread” untuk menyatakan bahwa mereka memiliki rasa gentar dan hormat
(dread) pada Tuhan. Rambut gimbal para Dread iniah yang memunculkan istilah
dreadlocks—tatanan rambut para Dread. Saat Rastafarianisme menjadi religi yang
dikukuhi kelompok ini pada tahun 1930-an, dreadlocks juga menjelma menjadi
simbolisasi sosial Rasta (pengikut ajaran Rastafari).
Simbolisasi ini kental terlihat ketika pada tahun 1930-an
Jamaika mengalami gejolak sosial dan politik. Kelompok Rasta merasa tidak puas
dengan kondisi sosial dan pemerintah yang ada, lantas membentuk masyarakat
tersendiri yang tinggal di tenda-tenda yang didirikan diantara semak belukar.
Mereka memiliki tatanan nilai dan praktek keagamaan tersendiri, termasuk
memelihara rambut gimbal. Dreadlocks juga mereka praktekkan sebagai pembeda
dari para “baldhead” (sebutan untuk orang kulit putih berambut pirang), yang
mereka golongkan sebagai kaum Babylon—istilah untuk penguasa penindas. Pertengahan
tahun 1960-an perkemahan kelompok Rasta ditutup dan mereka dipindahkan ke
daerah Kingston, seperti di kota Trench Town dan Greenwich, tempat dimana musik
reggae lahir pada tahun 1968.
Ketika musik reggae memasuki arus besar musik dunia pada
akhir tahun 1970-an, tak pelak lagi sosok Bob Marley dan rambut gimbalnya
menjadi ikon baru yang dipuja-puja. Dreadlock dengan segera menjadi sebuah
trend baru dalam tata rambut dan cenderung lepas dari nilai spiritualitasnya.
Apalagi ketika pada tahun 1990-an, dreadlocks mewarnai penampilan para musisi
rock dan menjadi bagian dari fashion dunia. Dreadlock yang biasanya membutuhkan
waktu sekitar lima tahun untuk terbentuk, sejak saat itu bisa dibuat oleh
salon-salon rambut hanya dalam lima jam! Aneka gaya dreadlock pun ditawarkan,
termasuk rambut aneka warna dan “dread perms” alias gaya dreadlock yang
permanen.
Meski cenderung lebih identik dengan fashion, secara
mendasar dreadlock tetap menjadi bentuk ungkap semangat anti kekerasan, anti
kemapanan dan solidaritas untuk kalangan minoritas tertindas.
Perawatan Rambut Gimbal/DREADLOCK
Berikut ini adalah beberapa langkah perawatan bagi mereka
yang memiliki rambut gimbal:
1. Para pakar rambut menyarankan untuk tidak membasahi
rambut dalam jangka waktu empat hingga enam minggu setelah proses penggimbalan.
Dalam kurun waktu tersebut, bisa dipastikan kulit kepala akan terasa gatal dan
sangat kotor karena debu dan minyak yang berasal dari kulit kepala.
Nah, untuk membersihkan kulit kepala yang gatal, pilih
produk perawatan kulit yang tidak menyumbat pori atau menyebabkan penumpukan
seperti anti-itch scalp oil dan organic root stimulator herbal cleanser.
Tuangkan kedua produk tersebut masing-masing sebanyak satu tetes pada sehelai
kapas, dan oleskan sedikit demi sedikit ke kulit kepala.
2. Pada masa-masa awal, minta bantuan profesional untuk
membantu merawat rambut gimbal Anda. Mereka dapat memperlihatkan bagaimana cara
menjaga rambut terlihat rapi dan terawat.
3. Untuk mencegah rambut gimbal terlihat kusam, jauhi
produk-produk yang mengandung kadar minyak tinggi seperti petroleum jelly dan
petrolaum. Produk-produk tersebut bisa menyebabkan penumpukan dan menyisakan
residu yang dapat merusak gimbal.
4. Jangan pula menggunakan lilin (wax)--meskipun ada pula
yang berargumen sebaliknya. Dalam banyak kasus, penggunaan lilin dapat
menyebabkab penumpukan di sela-sela rambut dan meninggalkan residu lengket
seiring berlalunya waktu.
Sebagai alternatif, gunakan produk yang memiliki kandungan
minyak yang hampir mirip dengan minyak alami rambut, seperti minyak patchouli
atau essential oils seperti tea tree oil, rosemary oil, atau jojoba oil. Tea
tree oil sebenarnya merupakan pilihan yang paling tepat karena dapat menghilangkan
rasa gatal pada kulit kepala.
5. Untuk menjaga gimbal agar tidak rusak, gunakan penutup
kepala longgar yang terbuat dari satin atau sutra ketika tidur. Bahan polyester
juga pilihan yang baik karena membiarkan rambut bernafas meskipun ditutupi.
Jika tidak mau menggunakan tutup kepala, gunakan sarung bantal yang terbuat
dari satin atau sutra.
6. Jika gimbal sudah jadi, beberapa pakar rambut menyarankan
untuk melakukan keramas setiap dua sampai tiga minggu sekali. Akan tetapi,
frekuensi ini masih dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Keramas rambut
secara hati-hati dan lembut. Ketika membasuh kulit kepala, pijat secara lembut
menggunakan ujung-ujung jari dan jaga agar gimbal tidak kusut.
7. Gunakan shampoo yang mampu menjaga kelembapan alami serta
menjaga derajat keasaman rambut. Untuk conditioner, beberapa orang memilih
untuk tidak menggunakannya karena khawatir akan mengendurkan gimbal dan membuat
rambut terlampau lembut.
No comments:
Post a Comment